beberapa waktu terakhir sya selalu kurang bisa menikmati makan kacang2an padahal kacang merupakan salah satu makanan favorit saya, mengapa bisa demikian? karena saya tau maka saya takut, loh? ya maksudnya karena saya sedikit tau anatomi kerongkongan manusia (bukan nyombong...) makanya saya menjadi hati2 dalam menelan makanan, sangking terlalu hati2nya saya jadi parno sendiri (bukan porno, kalo ngak tau parno itu singkatan dari paranoid, kalo ngak tau paranoid itu arti simplenya ketakutan yang diciptakan diri sendiri) tiap mau nelen makanan (bukan cuma kacang, waktu nelen nasi juga) akhirnya tiap abis makan kacang berapa biji saya batuk2 agar kacang yang terasa masih nyangkut di tenggorokan bisa keluar (FYI alias for your info, saat nelen makanan ada bagian di kerongkongan kita yang disebut epiglotis yang berfungsi menutup saluran nafas kita saat kita menelan agar makanan yang kita makan tidak masuk di trakea yang berujung di paru2) selain batuk2 yang disengaja akhirnya saya juga minum air tiap makan kacang brpa biji akhirnya lebih banyak minum air dibanding makan kacang hehe. trus apa dong yang saya dapat dari keparnoan saya ini? well, setelah cukup sekian lama terbiasa dengan keparnoan saya ini akhirnya saya mendapati bahwa pelajaran yang ingin Tuhan ajari adalah terkadang rasionalisme/pengetahuan kita membuat kita tidak bisa menikmati hal2 "irasional"(analogi makanan dalam hal ini hehe) yang bisa kita dapat saat kita menyembah Tuhan, entah di gereja atopun saat menyembah Tuhan dimana saja, karena saya berjemaat di gereja kharismatik, tentu saya sangat menikmati perasaan2 seperti merinding (beda banget rasanya dengan merinding karena ketakutan, merinding yang satu ini bikin beban tuh rasanya entar aja deh dipikirannya, pokoknya nikmat aja rasanya) mungkin ada yang akan menertawai, tapi ya terserah kamu, saya enjoy dengan hal2 seperti ini daripada hanya sekedar agamawi yang akhirnya bukan bikin lega malah ke gereja jadi serasa beban karena hanya sebagai kewajiban bukan kebutuhan. menikmati hubungan dengan Tuhan tentu bukan saja dengan perasaan merinding, tapi dengan kerasanya kedekatan dengan Tuhan, jadi mau apa2 itu rasanya pengen aja nanya ke Tuhan ato diobrolin sama Tuhan, tentu kedekatan2 seperti ini harus disertai dengan menjaga kekudusan kita, kita memang tidak sempurna tapi kita pasti lebih baik saat kita tidak hidup dalam dosa. Dan saya sudah beberapa kali merasakan hal seperti itu, jadi ke gereja itu harusnya menikmati bukan supaya diberkati, berkat itu pasti ngikut kalo kita takut Tuhan, seorang bapak kalo anak2nya nurut2 pasti lah itu rasanya pengen ngasi duitttt aja terus ama anaknya dan bukan hanya karena anaknya penurut tapi juga bertanggung jawab makanya bapaknya percaya memberikan uang yang banyak pada anaknya. Bagaimana dengan saudara? Apakah pengetahuan2 yang anda punya justru membuat anda semakin jauh dari Tuhan? Atau semakin dekat? Apakah anda cukup bertanggung jawab dengan berkat2 yang Tuhan percayakan? Apakah hubungan anda dengan Tuhan hanya sekedar hubungan "Pencipta dan barang ciptaannya?" atau lebih intim lagi bagai "Ayah dan anak?" seperti kisah pinokio?
terkadang logika menghalangi iman, bukan berarti logika jahat, hanya terkadang si empunya logika lupa bahwa dia juga punya hati.
terkadang Tuhan cuma jadi "tempat" (meminta, memohon, dsb) bukan menjadi "pribadi" (ngobrol, manja, ngambek, dsb)
ngak ada bapak (yang baik) yang mempercayakan uang banyak pada anaknya yang boros, karena pasti akan selalu habis dengan barang2 tidak berguna dan membuat anaknya menjadi anak gampang (gampang sombong, gampang cengeng, gampang kalah).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar